Sukabumi- Jika kita
cermati dan kritisi kinerja pemerintah dan pembangunan Kota sukabumi dalam
rentang waktu Tahun 2008 sampai Tahun 2012, ada dua sisi yang paradoksal.
Yaitu, dari sisi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota sukabumi. Pada Tahun 2012 LPE Kota
Sukabumi mencapai 6,31 % atau mengalami peningkatan sebesar 0,20 % dibandingkan
dengan tahun 2008 yaitu sebesar 6,11
%.Angka LPE itu tentunya menjadi kebanggan Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi
karena hampir menembus LPE Nasional sebesar 6,5 %. " Namun sayang, angka
LPE ini ternyata belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu
6,96 %." Ujar Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahter (PKS) Yayan Suryana
saat membacakan pemandangan umum Frkasi terhadap Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban akhir masa jabatan Walikotadan Wakil Walikota sukabumi
sukabumi periode Tahun 2008- 2013 Di Ruang Paripurna DPRD Kota Sukabumi
selasa,(15/01) Kemarin.
Selain
itu, lanjut Yayan, secara sektoral pertumbuhan itu masih perlu dipertanyakan,
bila diamati untuk setiap sektor, kontributor utama yang mendukung Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Sukabumi adalah pada sektor tersier. Terutama pada sektor perdagangan, hotel
dan restoran hingga mencapai 46,83 %. Kontributor ke dua yaitu sektor
Pengangkutan dan kominukasi sebesar 15,58 % dan terakhir sektor keuangan, jasa
perusahaan dan persewaan hanya memberikan sebesar 8,02 %. " sedangkan
jasa-jasa mencapai 13,91 %. Padahal Kota sukabumi punya cita-cita menjadi Kota jasa."
Trangnya.
Dikatakannya,Terkait
dengan tolak ukur kinerja Pembangunan Pemerintah yang tertuang dalam indikator
kinerja untama Rencana Pemabngunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi
2008-2013. Fraksi PKS juga menyoroti salah satunya keberadan para pelaku Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi. Karena Keberadaan UKM dan
Koperasi itu akan berefek domino kepada sektor perdagangan. " disini
sejauh mana kepedulian Pemkot Sukabumi terhadap pelaku UMKM dan Koperasi yang
ada di Kota Sukabumi, termasuk kebijakan Pemerintah dalam mengatur pertumbuhan
minimarket yang berada dilingkungan masyarakat." Ujarnya.
Sementara
itu, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) yang dicakan oleh Eeng I Ruswandi
menyoroti masalah Perdagangan. Pasalnya Kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan
perdagangan memiliki posisi strategis dilihat secara demografis dan geografis.
Namun sejak tahun 2008 sampai saat ini pusat perdagangan tetap dalam satu titik
keramaian yaitu pasar. Dan pasar tersebut belum tertata rapi antara pasar
modern dengan pasar tradisional. " Pemkot Sukabumi harus melakukan
penataan pasar modern dengan pasar tradisional berkaitan dengan sarana dan
prasarana pasar yang sehat,bersih, indah dan nyaman." Ujar Eeng. (Arya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar