Senin, 21 Mei 2012

Menunggu Dampak Kongrit Kenaikan LPE 6,12 %

Sukabumi-  Meskipun Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Sukabumi meningkat mencapai 6,12 persen, namun kenaikan tersebut tidak mengalami dampak terhadap perekonmian di Kota Sukabumi. Pasalnya, pemkot Sukabumi tidak mempunyai konsep tentang ekonomi berkelanjutan artinya hanya perekonomian sesaat dan tidak berkesinambungan. Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat ekonomi dari kalangan akademisi asal Sukabumi Idun Sauwarna kepada Neraca kemarin.
“ Pemkot Sukabumi harus segera mengambil sikap pentingnya ekomi kelanjutan yang artinya bukan ekonomi sesaat, melainkan ekonpomi terus menerus yang bias meningkatkan perekomian, walaupun menurut data LPE kita naik menjadi 6,12 persem.” Ujar Idun yang juga menjabat Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PASIM Sukabumi.
Idun juga menyontohkan, bila pelaku ekonomi membuat Gedung-gedung jangan hanya hubungannya sesaat saja, nemaun harus terus bersekesinambungan. ” Mmisalnya bangunan toserba dimana area perkirnya harus bisa memberikan PAD ke Kota Sukabumi dalam artian dikelola oleh pemerintah, bukan dikelola oleh pihak intern Toserbanya sendiri.Karena keuntungan parker sangat besar minimal 3 juta perhari bisa didapat dari lahan parkir, kalau di kelola oleh pemerintah kan bisa menyumbangkan PAD.  ” Ujarnya.
Idun juga menyoroti tentang menjamurnya minimarket yang ada di Kota Sukabumi, menurutnya dengan adanya mini market pemkot Sukabumi harus berpikir jangan sampai membunuh pelaku-pelaku usaha kecil, melainkan harus membantu pelaku-pelaku usaha kecil dengan adanya mini market tersebut.” Harus ada multi efeknya dong ketika bangunan berdiri apalgi ini masalah perekonomian masayarakat, jadi harus ada ekomi berkelanjutannya.” Terangnya
Selain itu Idun juga mengomentari masalah Corporate Social Responsibility (CSR) sdunia usaha baik itu,industry ataupun dunia perbankan, menurutnya CSR mereka sampai sekarang semua, sehingga  wajar bila masyarakat menanyakan kemana CSR setiap perusahaan dikeluarkan, karena sampai sekaranag banyak masyarakat yang tidak tersentuh oleh program CSR, padahal setiap perusahaan harus melakukan kegiatan CSR nya,.” Kan tidak sedikit para pelaku usaha atau perbankan melakukan kegiatan usahanya di Kota Sukabumi, tapi tidak kelihatan kemana CSR nya , jadi pemrintah harus segera berbuat, sepengatuhan saya setiap dunia usaha atau perbankan anggaran CSR nya besar sekali, di dunia perbankan saja kalau tidak salah CSR pertahunnya bisa mencapai Rp.100 juta lebih.” Ujarnya,
Untuk itu lanjut Idun, kedepan pihaknya akan membentuka Forum pengelola CSR, dimana didalamnya selain pemrintah, para pelaku usaha dan masayarakat juga akan dilibatkan, sehingga nantinya jelas peruntukannya dan tepat sasaran. Ujarnya. (Arya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar