Sukabumi- Musim kemarau berkepanjangan
semakin mempengaruhi suplay air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bumi Wibawa
(PDAM TBW) Kota Sukabumi. Disalah satu daerah catchmaent area (tangkapan air) Batu
Karut penurunan volume air mencapai 90 persen dari batas normal, “ Tinggi
volume air di Batu karut 122 cm,setelah kemarau yang sudah tiga bulan ini tinggi
air menurun drastis mencapai 38 cm”
Ungkap petugas penjaga tangkapan air Batu Karut di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Ade Tibi kepada Neraca
Kemarin.
Bahkan
dikatakan Ade, seandainya bulan depan masih terjadi kekeringan dua pipa yang biasa
menyalurkan air ke sejumlah pelanggan tidak bisa teraliri,” dua pipa ini akan
benar-benar kosong tidak akan terisi air.” Ujarnya.
Sementara
itu Kabag pelayanan PDAM TBW Kota Sukabumi Asep Apudin mengatakan, berdasarkan
data dari sebanyak tiga Daerah Tangkapan
Air (catchment area) yang menjadi sumber persediaan air , penurunan volume air cukup drastipertama di di
Batu Karut, Kecamatan Sukaraja yang
mencapai 100 liter perdetik dari 150 liter . Sedangkan sumber mata air Cinumpang Kadudampit menurun hingga 50 liter per detik dari 250
liter perdetik dan sumber mata air
Cigadog, Kabupaten Sukabumi, berkurang sebanyak 20 liter per detik dari
50 liter per detik pada keadaan normal.
Dikatakannya,
produksi air dalam keadaan normal mencapai
400 liter per detik. Akibat musim kemarau yang berkepanjangan, kini tinggal 280 liter per detik. “Secara keseluruhan penurunan mencapai 120 liter perdetik,”Ujarnya.
Asep
mengatakan, penurunan debit air sejak
awal Agustus lalu. Untuk mengatasinya, perusahaan milik Pemkot Sukabumi
tersebut melakukan berbagai langkah. Diantaranya, melakukan penggiliran
pendistribusian air kepada pelanggan. Penambahan pelayanan permintaan air dengan menggunakan
armada tanki. “Sedikitnya 10 sampai 20 armada tanki permintaan air setiap hari,” katanya.
Selain
itu lanjut Asep, PDAM Kota Sukabumi juga mengaktifkan sumur artesis yang
menjadi cadangan untuk persediaan air. “ Dari 16 titik sumur bor, sebanyak 9
titik sudah diaktifkan untuk memenuhi kebutuhan air,”katanya.
Asep
berharap, musim kemarau segera berakhir. Jika
kemarau berkepanjangan, dia khawatir debit air semakin menurun. Sebab,
dari sebanyak 16 titik sumur bor, dipastikan tidak cukup untuk menyuplai
kebutuhan air bagi sebanyak 20 ribu lebih pelanggan.(arya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar