Selasa, 04 September 2012

Produksi Air Di Musim Kemarau Kini Tinggal 280 Liter Per Detik


Sukabumi- Musim kemarau berkepanjangan semakin mempengaruhi suplay air Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bumi Wibawa (PDAM TBW) Kota Sukabumi. Disalah satu daerah catchmaent area (tangkapan air) Batu Karut penurunan volume air mencapai 90 persen dari batas normal, “ Tinggi volume air di Batu karut 122 cm,setelah kemarau yang sudah tiga bulan ini tinggi air menurun drastis  mencapai 38 cm” Ungkap petugas penjaga tangkapan air Batu Karut di wilayah Kecamatan Sukaraja  Kabupaten Sukabumi Ade Tibi kepada Neraca Kemarin.
Bahkan dikatakan Ade, seandainya bulan depan masih terjadi kekeringan dua pipa yang biasa menyalurkan air ke sejumlah pelanggan tidak bisa teraliri,” dua pipa ini akan benar-benar kosong tidak akan terisi air.” Ujarnya.
Sementara itu Kabag pelayanan PDAM TBW Kota Sukabumi Asep Apudin mengatakan, berdasarkan data dari sebanyak tiga  Daerah Tangkapan Air (catchment area) yang menjadi sumber persediaan air ,  penurunan volume air cukup drastipertama di di  Batu Karut, Kecamatan Sukaraja yang mencapai 100 liter perdetik dari 150 liter . Sedangkan sumber mata air  Cinumpang Kadudampit  menurun hingga 50 liter per detik dari 250 liter perdetik dan sumber mata air  Cigadog, Kabupaten Sukabumi, berkurang sebanyak 20 liter per detik dari 50 liter per detik pada keadaan normal.
Dikatakannya, produksi air  dalam keadaan normal mencapai 400 liter per detik. Akibat musim kemarau yang berkepanjangan,    kini tinggal 280 liter per detik.  “Secara keseluruhan penurunan mencapai  120 liter perdetik,”Ujarnya.
Asep mengatakan, penurunan debit air  sejak awal Agustus lalu. Untuk mengatasinya, perusahaan milik Pemkot Sukabumi tersebut melakukan berbagai langkah. Diantaranya, melakukan penggiliran pendistribusian air kepada pelanggan. Penambahan  pelayanan permintaan air dengan menggunakan armada tanki. “Sedikitnya  10 sampai 20  armada tanki permintaan air setiap hari,” katanya.
Selain itu lanjut Asep, PDAM Kota Sukabumi juga mengaktifkan sumur artesis yang menjadi cadangan untuk persediaan air. “ Dari 16 titik sumur bor, sebanyak 9 titik sudah diaktifkan untuk memenuhi kebutuhan air,”katanya. 
Asep berharap, musim kemarau segera berakhir. Jika  kemarau berkepanjangan, dia khawatir debit air semakin menurun. Sebab, dari sebanyak 16 titik sumur bor, dipastikan tidak cukup untuk menyuplai kebutuhan air bagi sebanyak 20 ribu lebih pelanggan.(arya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar