Sukabumi- Kondisi bangunan yayasan Budi Nurani Panti Tunanetra sangat memprihatinkan, pasalnya bangunan tersebut sudah tidak layak lagi, bukan hanya genting yang sudah pecah dan sebagian atap ruangan yang ruksak, juga kalu terjadi hujan, air hujan tersebut membajiri ruangan sekaligus kamar asarama siswa tuna netra tersebut.” Kondisi ini sudah setahun lebih.” Ujar salah satu Guru SLB Budi Nurani Suryadi ketika menerima kunjungan anggota dua wakil rakyat dari Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota Sukabumi,yakni Rahmat Purnama dan Elin Paulina Tarigan.Kemarin.
Diakatakannya, yang lebih parah saat air masuk keruangan tersebut dialami oleh kamar asrama Putri yang berkapasitas dua orang, terpaksa diisi sebanyak enam orang. “ Mereka terpaksa berdesakan di dalam ruangan sempit yang cukup pengap. Bebeda dengan asrama putera yang berkapasitas 12 orang, hanya diisi delapan orang.” Ujarnya.
Ditambahkan Suryadi,karena Yayasan hanya memiliki dua ruangan asrama. Satu untuk perempuan, satu untuk laki-laki dengan jumlah siswa ada 32 orang,namun tidak semuanya menginap di asrama, dikarenakan keterbatasan ruangan.
Hal yang sama juga dingkapkan oleh Kepala SLB Budi Nurani yang juga Ketua Yayasan, Kamal Arif, selain masalah bangunan pihaknya juga mengeluh mengenai biaya untuk makan anak asuhnya hanya Rp 3000 perhari per orang. Dana sebesar itu untuk kebutuhan makan sebanyak tiga kali sehari. Dan bantuan itu hanya diberikan dari pemerintah Pusat, sementara dari pemerintah Provinsi Jabar dan Pemkot Sukabumi tidak mendaptkan bantuan. “ Saya hanya berharap Pemkot Sukabumi bisa membantu sebagian kebutuhan termasuk biaya tambahan untuk makan.” Harapnya.
Untuk menutupi kekurangannya, lanjut Kamal, pihaknya berupaya mencari donatur, termasuk membuat kegiatan usaha. “Dengan modal seadanya, kami membuka warnet.Pendapatnnya kami gunakan untuk menambah biaya,”jelasnya.
Smeentara itu,dua anggota DPRD Kota Sukabumi,merasakan prihatin bahkan Elin mengatakan, setelah melihat kondisi tersebut harus mendapat perhatian dari eksekutif, khususnya lembaga yang membidanginya. “Seharusnya ini jadi perhatian Dinas Sosial.Kenapa ini dibiarkan,”ujarnya.
Begitu juga yang dilontyarkan Rahmat Purnama, Untuk mengatasi hal tersebut,pihaknya akan segera mengajukan anggaran agar perbaikan gedung bisa direalisasikan begitu juga dengan bantuan buat makan sehari-hari.
“ tidak sepantasnya kondisi tersebut dibiarkan. Dibanding membiayai umroh, membantu penyandang tunanetra tidak kalah penting,”Tegasnya.(Arya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar