Sukabumi- Bukan hanya tingginya biaya masuk
sekolah di kota Sukabumi yang di keluhkan orang tua siswa, namun sejumlah orang
tua siswa juga mengeluh tentang sejumlah buku paket yang harus dibeli di
sekolah yang jumlahnya mencapai ratusan rupiah.
Seperti
yang diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa Arif Rahman kepada NERACA
kemarin,setelah memasuki ajaran baru, disekolah anaknya, sejumlah buku
paket harus dibayar secara kontan, selain membertakan sejumlah orang tua siswa,
juga sangat ironis sekali buku tersebut tidak ada di took-toko buku yang ada di
Kota Sukabumi, melainkan ada di setiap koperasi sekolah masing-masing. “ semua
buku paket yang harus saya beli kurang lebih mencapai Rp.350 ribu rupiah dan
harus kontan, mungkin bagi orang tua siswa yang mampu tidak ada masalah, namun
bagi orang tua yang kurang mampu seprti saya ini uang sejumlah itu sangat
besar. Dan ini baru tingkat Sekolah Dasar apalaginanti,” Ujarnya kepada Koran
ini kemarin.
Dikatakannya,
yang lebih heran, buku yang dijual itu tidak beredar di sejumlah toko-toko
buku, berarti apakah kami selaku orang tua siswa harus terpaksa membeli di
sekolah, atau juga pihak took buku diancam atau sekaligus penyedia barang,
sehingga terjadi proses saling menguntungkan, dan aoakah ini yang disebut
perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya. “ saya sudah cari kesetiap took
buku yang ada di Kota Sukabumi namun hasilnya nol alias kosong. Tadinya siapa
tahu di took bias lebih murah, karena pengalaman saya se kolah dulu,beli buku
itu mudah dan murah, bukan seperti sekarang ini sungguh sedih .” Imbuhnya
ungkap Arif yang kerjanya hanya pegawai hotel biasa.
Untuk
itu lanjut Arif dengan nada keras, wajar bila sejumlah orang tua siswa akan
melaporkan ke pemerintah setempat dan wakil rakyatnya untuk mencari solusinya.
Selain itu dirinya juga menyororti tentang gerakan orang tua asuh (GNOTA)
dan komite sekolah yang ada disetiap sekolah, fungsinya apa sih GNOTA itu,
bukanya untuk membantu siswa yang kurang mampu,. Begitu juga dengan komite
sekolah, bukanya ada komite untuk membantu orang tua siswa dalam segala hal
permasalahan menyangkut sekolah, bukan harus membela sekolah, dimana fungsi
komite sekolah itu. “ saya benar-benar heran sekaranag dunia pendidikan sudah
dibikin lahan bisnis oleh oknum-oknum yang mementingkan diri sendiri. Saya
masih ingat dulu Guru tanpa Jasa, tapi sekaranag Guru minta jasa,” ujarnya.
Yang
lebih bikin saya heran, ketika ada salh satu orang tua siswa menanyakan bahawa
buku paket tersebut apakah bisa dicicil atau belum bisa beli, salah satu oknum
guru di sekolah faforit saya dengan santai bilang kalau tidak mampu beli buku
paket tersebut jangan menyekolahkan anakanya di sekola ini.” Saya kaget ada
salah satu oknum guru bilang begitu, berarti oknum guru tersebut
sertifikasinya diragukan, dan akan saya laporkan dinas terkait dan DPRD, dan
kalau ada tindakan dari pemerintah atau dinas jangan kaget bila orang tua siswa
akan demo dan melayangkan surat ke dinas pendidikan jawa barat bila perlu kita
langsung laporkan ke dirjen pendidikan pusat.” Ujar Arif dengan nada yang kesal
selain
permaslah tersebut Arif juga mengomentari masalah parkir kendaraan, dia
mengherankan kenpa kendaraan harus diluar sekolah sementara buat apa ada area
parker yang cukup besar kalau tidak di pake.” Kebanyakan oarnag tua siswa bawa
motor, kenapa tidak dismpan didalam saja, selain tidak macet juga menjaga kalau
terjadi kehilangan.” imbuhnya
Keluhan tersebut juga langsung ditanggapi oleh
Wakil Walikota Sukabumi H.Mulyono, katanya, keluhan para orangtua murid sekolah
dasar tentang mahalnya harga buku paket bukan hanya terjadi di Kota Sukabumi
saja, melainkan juga dialami di daerah lain."Sebenarnya hal tersebut tidak
terlalu perlu dipermasalahkan, apabila sebelumnya antara orangtua murid
merapatkannya terlebih dahulu dengan komite sekolahnya," katanya.
Ditambahkan Mulyono,
jika memang menurut para orang tua murid harga buku tersebut terlalu mahal
jangan dipaksakan untuk membelinya. Begitu juga dengan pihak sekolah juga tidak
boleh terlalu membebani para orangtua murid untuk dipaksakan membeli buku, jika
mereka tidak mampu.
"Masalah
penjualan buku dikelola oleh pihak koperasi sekolah, merupakan kewenangan lokal
sekolah dan bukan pemerintah. Namun sekali lagi yang ingin saya tegaskan, bagi
para orangtua murid kalau memang tidak mampu jangan dipaksakan," ujarnya.
Diungkapkannya,
terkait permasalahan ini akan segera dibahas oleh Pemkot Sukabumi beserta dinas
terkait. "Saat ini pemerintah sudah menggulirkan dana BOS untuk buku, kita
akan bahas permasalahan ini," ungkapnya.(Arya)