Kamis, 19 Juli 2012

Wakil Walikota Sukabumi : Pihak Sekolah Tidak Boleh Terlalu Membebani Para Orang Tua Murid Untuk Dipaksakan Membeli Buku, Jika Mereka Tidak Mampu


Sukabumi- Bukan hanya tingginya biaya masuk sekolah di kota Sukabumi yang di keluhkan orang tua siswa, namun sejumlah orang tua siswa juga mengeluh tentang sejumlah buku paket yang harus dibeli di sekolah yang jumlahnya mencapai ratusan rupiah.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa Arif Rahman kepada NERACA kemarin,setelah memasuki ajaran baru, disekolah anaknya,  sejumlah buku paket harus dibayar secara kontan, selain membertakan sejumlah orang tua siswa, juga sangat ironis sekali buku tersebut tidak ada di took-toko buku yang ada di Kota Sukabumi, melainkan ada di setiap koperasi sekolah masing-masing. “ semua buku paket yang harus saya beli kurang lebih mencapai Rp.350 ribu rupiah dan harus kontan, mungkin bagi orang tua siswa yang mampu tidak ada masalah, namun bagi orang tua yang kurang mampu seprti saya ini uang sejumlah itu sangat besar. Dan ini baru tingkat Sekolah Dasar apalaginanti,” Ujarnya kepada Koran ini kemarin.
Dikatakannya, yang lebih heran, buku yang dijual itu tidak beredar di sejumlah toko-toko buku, berarti apakah kami selaku orang tua siswa harus terpaksa membeli di sekolah, atau juga pihak took buku diancam atau sekaligus penyedia barang, sehingga terjadi proses saling menguntungkan, dan aoakah ini yang disebut perhatian pemerintah terhadap masyarakatnya. “ saya sudah cari kesetiap took buku yang ada di Kota Sukabumi namun hasilnya nol alias kosong. Tadinya siapa tahu di took bias lebih murah, karena pengalaman saya se kolah dulu,beli buku itu mudah dan murah, bukan seperti sekarang ini sungguh sedih .” Imbuhnya ungkap Arif yang kerjanya hanya pegawai hotel biasa.
Untuk itu lanjut Arif dengan nada keras, wajar bila sejumlah orang tua siswa akan melaporkan ke pemerintah setempat dan wakil rakyatnya untuk mencari solusinya. Selain itu dirinya juga menyororti tentang gerakan orang tua asuh  (GNOTA) dan komite sekolah yang ada disetiap sekolah, fungsinya apa sih GNOTA itu, bukanya untuk membantu siswa yang kurang mampu,. Begitu juga dengan komite sekolah, bukanya ada komite untuk membantu orang tua siswa dalam segala hal permasalahan menyangkut sekolah, bukan harus membela sekolah, dimana fungsi komite sekolah itu. “ saya benar-benar heran sekaranag dunia pendidikan sudah dibikin lahan bisnis oleh oknum-oknum yang mementingkan diri sendiri. Saya masih ingat dulu Guru tanpa Jasa, tapi sekaranag Guru minta jasa,” ujarnya.
Yang lebih bikin saya heran, ketika ada salh satu orang tua siswa menanyakan bahawa buku paket tersebut apakah bisa dicicil atau belum bisa beli, salah satu oknum guru di sekolah faforit saya dengan santai bilang kalau tidak mampu beli buku paket tersebut jangan menyekolahkan anakanya di sekola ini.” Saya kaget ada salah satu oknum guru bilang begitu, berarti oknum guru tersebut  sertifikasinya diragukan, dan akan saya laporkan dinas terkait dan DPRD, dan kalau ada tindakan dari pemerintah atau dinas jangan kaget bila orang tua siswa akan demo dan melayangkan surat ke dinas pendidikan jawa barat bila perlu kita langsung laporkan ke dirjen pendidikan pusat.” Ujar Arif dengan nada yang kesal
selain permaslah tersebut Arif juga mengomentari masalah parkir kendaraan, dia mengherankan kenpa kendaraan harus diluar sekolah sementara buat apa ada area parker yang cukup besar kalau tidak di pake.” Kebanyakan oarnag tua siswa bawa motor, kenapa tidak dismpan didalam saja, selain tidak macet juga menjaga kalau terjadi kehilangan.” imbuhnya
Keluhan tersebut juga langsung ditanggapi oleh Wakil Walikota Sukabumi H.Mulyono, katanya, keluhan para orangtua murid sekolah dasar tentang mahalnya harga buku paket bukan hanya terjadi di Kota Sukabumi saja, melainkan juga dialami di daerah lain."Sebenarnya hal tersebut tidak terlalu perlu dipermasalahkan, apabila sebelumnya antara orangtua murid merapatkannya terlebih dahulu dengan komite sekolahnya," katanya.
 Ditambahkan Mulyono, jika memang menurut para orang tua murid harga buku tersebut terlalu mahal jangan dipaksakan untuk membelinya. Begitu juga dengan pihak sekolah juga tidak boleh terlalu membebani para orangtua murid untuk dipaksakan membeli buku, jika mereka tidak mampu.
 "Masalah penjualan buku dikelola oleh pihak koperasi sekolah, merupakan kewenangan lokal sekolah dan bukan pemerintah. Namun sekali lagi yang ingin saya tegaskan, bagi para orangtua murid kalau memang tidak mampu jangan dipaksakan," ujarnya.
 Diungkapkannya, terkait permasalahan ini akan segera dibahas oleh Pemkot Sukabumi beserta dinas terkait. "Saat ini pemerintah sudah menggulirkan dana BOS untuk buku, kita akan bahas permasalahan ini," ungkapnya.(Arya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar